Hari Bahasa Ibu Internasional adalah peringatan global yang dirayakan setiap tanggal 21 Februari. Mulanya, perayaan ini diawali dengan gerakan bahasa Bengali di Pakistan Timur.
Melansir United Nations, Hari Bahasa Ibu Internasional diperingati tiap tahun untuk mengkampanyekan pentingnya pelestarian bahasa ibu atau bahasa daerah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi V, bahasa ibu bermakna bahasa pertama yang dikuasai manusia sejak lahir melalui interaksi dengan sesama anggota masyarakat bahasanya, seperti keluarga dan masyarakat lingkungannya.
Selain itu, adanya perayaan Hari Bahasa Ibu Internasional merupakan wadah agar orang-orang tahu ada begitu banyak bahasa di dunia dan dibutuhkan upaya lebih untuk melestarikan bahasa tersebut.
Awalnya, Hari Bahasa Ibu Internasional diperingati setiap tahunnya sejak tahun 2000. Penetapan tersebut pertama kali disahkan pada 17 November 1999 oleh UNESCO.
Dikutip detikSumut dari laman Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang (Unnes), peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional ditetapkan oleh organisasi PBB yang membidangi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) melalui General Conference UNESCO pada 17 November 1999.
Namun penetapan tanggal 21 dirayakan sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional mulai berlaku sejak 2000. Adanya terciptanya Hari Bahasa Ibu Internasional bermula saat rakyat Bangladesh memperjuangkan pengakuan atas bahasa Bengali.
Hal tersebut pertama kali dicetuskan pada 1947, bersamaan Pakistan didirikan. Saat itu, ada konflik antara Pakistan Timur dan Pakistan Barat yang memiliki budaya dan bahasa yang sangat berbeda.
Setahun kemudian, Pakistan Timur yang diwakilkan oleh Dhirendranath Datta melakukan tuntutan kepada Majelis Konstituante Pakistan agar Bangla ditetapkan menjadi bahasa nasional. Sebab pada waktu itu, hanya bahasa Urdu yang ditetapkan menjadi bahasa nasional.
Banyak pro dan kontra yang terjadi. Parahnya, pemerintah Pakistan melarang adanya pertemuan untuk membahas hal tersebut. Hingga para mahasiswa Universitas Dhaka yang bergabung dengan elemen sipil melakukan unjuk rasa. Alhasil, para polisi menembaki para pengunjuk rasa.
Kemudian pada tanggal 17 November 1999, Majelis Umum ke-30 UNESCO dengan suara bulat memutuskan bahwa 21 Februari diproklamasikan sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional di seluruh dunia. Alasan penting lainnya bahwa tanggal tersebut ditetapkan sebagai peringatan kepada para martir yang mengorbankan hidup mereka pada hari ini juga di tahun 1952.
Warga Bangladesh merayakan Hari Bahasa Ibu Internasional dengan mengunjungi Shaheed Minar, sebuah monumen yang dibangun untuk mengenang para martir dan replikanya untuk mengungkapkan kesedihan mendalam mereka dan memberikan penghormatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar